Awal masuk kelas 10 gue nggak nyangka kenapa gue masuk dikelas yang tidak berpenghuni. Sepi. Kaku. Membosankan. Sumpah awalnya gue emang nggak suka masuk kelas 10a. Kalo gue bisa milih gue lebih milih untuk masuk kelas 10b. Rame. Kompak. Asik. Kebersamaannya berasa banget. Makanya tiap ada jam kosong atau istirahat, gue lebih milih keluar dari 10a dan menetap di 10b. Pernah sekali gue sama temen-temen nongkrong di 10b padahal lagi ada jam pelajaran dikelas. Udah keliatan sih dari kelas 10 kalo emang suka bolos pelajaran. Tapi alasan gue kuat kok. Mana ada siswa yang nyaman belajar dengan suasana kelas yang lebih gersang dari kuburan? #ngeles.
Sampai acara 17-an pun kelas masih nggak kompak, semua jalan sendiri-sendiri. Ada perpecahan beberapa kubuh. Pertama: Gue, Moncha, Eli, Keizia. Kedua: Bima, Semen, Anggel. Ketiga: Ocha, Echi, Ria, Elvin. Keempat: Anak-anak manis yang senang baca buku. Kelima: Anak-anak manis yang senang belajar. Rachel dan Viany, seakan dunia milik mereka berdua. Jevon sama Sondakh. Pokoknya nggak pernah ada yang bisa bikin kita semua jalan bersama. Iri sama kelas b yang kayaknya mereka kompak banget. Sampe dulu pengen pindah kelas b.
Tapi suatu hari ketika sedang Study Tour ke pelosok Sulawesi Utara, ketika kita semua dipaksakan duduk bersama dalam 1 bus, suasana seakan mencair. Kekakuan yang selalu menemani kini pergi perlahan. Ada yang memainkan gitar dan kita bernyanyi bersama. Maka pada pose foto bersama untuk pertama kalinya seakan-akan menjadi celah kebersamaan yang terus berkembang sampai sekarang. Rangkulan tangan demi tangan terus menyambungkan tali persahabatan kita. Tertawa. Bahagia. Bersama :')
![]() |
Keluarga |
Gue jadi jarang nongkrong di kelas b. Gue mulai menikmati kelas bersama teman-teman yang ternyata lebih seru dan lebih gila dari apa yang gue bayangkan selama ini. Begitu naik ke kelas 11, kita tetap bersama di kelas 11 IPA 1. Masih sebahagia dulukah? Sangat. Disini semua diuji. Bagaimana kita mempertahankan tali persahabatan, bagaimana kita melewati segala hambatan, dan bagaimana kita mulai belajar bekerja sama dalam sebuah ulangan. Ada satu orang yang berani ngelapor kita kerjasama atau nyontek, siap-siap aja buat dapat segala cibiran serta pencerahan. HAHAHA :') guys gue kangen....
Ternyata kelas yang dulunya gue anggap nggak punya napas kehidupan, bisa membuktikan bahwa kamilah kelas terkompak yang pernah ada. Kelas 11 kejayaan mulai menghampiri. Tim sepak bola putra juara 1, tim sepak bola putri juara 2, kalah penalti dengan 3 putaran. Iya guysssss, gue kangen itu semua. Panas-panasan berjuang bersama demi kelas kita.. Dapet putra terbaik, Bryan Mambu. Pas tarik tambang kekompakan kita juga terlihat sampe bisa ngalahin kakak kelas 12. Itu sejarah! Sampe ngangkat piala juara umum. Dan gue nggak pernah lagi nongkrong di kelas b. Kenapa? Gue bersyukur dan bahagia ternyata gue punya keluarga spesial disini. Kelas yang selalu berprestasi dan membawa nama baik sekolah. Siswa teladan, pertukaran pelajar dari Jogja, lomba cerdas cermat, debat, dan kelas yang selalu juara dalam hal kelas terkotor. Cowok-cowok yang isinya mutan semua hahaha. Gila! Gue bahagia bersama mutan-mutan itu. Cowok dikelas adalah milik bersama, begitu sebaliknya.
![]() |
Keluarga |
Masuk kelas 12 IPA 1, kita ditakdirkan untuk tetap bersama.. Tapi ada yang pergi dan ada juga yang datang. Selamat bergabung kepada para semua murid baru. Oh iya, kelas 10 kita kehilangan Ceisya. Dia pindah dengan alasan sakit. Tapi datang yang baru, Anto sama Chen. Terus Eli, Eti, Ewin sama Deisy pindah ke akselerasi. Kelas 11 kita kedatangan Akiko sama Filiani. Sayang belum sampai 1 semester si Filiani menyerah dan pindah lagi ke sekolah yang baru. Entah karena dia takut kalo para mutan dikelas akan memakannya hidup-hidup atau entahlah.. Kami selalu mendoakan yang pergi agar kelak kita bertemu sebagai orang yang telah sukses. Keluarnya Filiani disusul sama Frengky dan diganti dengan kedatangan Inggrit. Murid pindahan yang pada semester akhir langsung mendapatkan juara 1. Kaget? Biasa. Beberapa hari sebelum ulangan kenaikan kelas Semen pun menyusul kepindahan teman-teman yang lain. Nah dikelas 12 kita kedatangan Irene sang ahli dalam berbahasa Inggris.
Kelas yang tiap kenaikan selalu ganti wali kelas adalah kelas kami. Tahun terakhir kelas ini jadi kelas yang cocok untuk latihan militer. Punya wali kelas yang kocak botak dan penyanyang. He's Mr. Alit. Yang kalo ngajar matematika suka bikin usus anak-anaknya keluar. Suka megang kayu panjang yang biasa dijadiin mistar terus dipukulin satu-satu ke anak-anaknya sambil ketawa puas bahagia. Pak Alit :')
Semakin dewasa kita semakin mengenal satu sama lain. Ada cinta namun jika dibandingkan dengan kelas lain, kelas kamilah yang anak-anaknya nggak pernah jadian sama yang sekelas. Karena kebusukan kita semua udah menjadi konsumsi kelas. Nggak ada yang bisa ngegantiin posisi mereka dihati gue. Ketawa bareng sampe usus dan jantung bersatu, bikin kekacauan yang membuat semua guru angkat tangan sama kelas ini. Gue jadi ingat pas waktu mau ulangan harian fisika selama 2 minggu kita bujukin ibu Vera buat nunda ulangannya. Dan cuma kelas kami yang ulangan hariannya ditunda akibat bujukan-bujukan cinta dari anak-anaknya yang manis. Kalo ada jam kosong kita bakal senang dan semua aktifitas kayak main kartu, main bola, tidur, muter lagu sekencang mungkin, ngegosip, kita jabanin.
Sosok Keizia yang lalod, Mambu yang pendiam tapi sebenarnya jago fisika, Bima sang ketua kelas yang kalo liat kaca langsung terpaku, Jevon yang IQnya 168 yang paling ditakuti guru, Anto si tukang tidur, Patrik yang kalo liat sosok Ocha yang masih 5 meter aja udah lari, Kiki yang kecina-cinaan gayanya yang sok playboy tapi selalu disakitin cewek dan suka galau dikelas, Marleen ratunya tidur, Elvin model majalah pupuk, Viany yang giginya offside, Echi si pendiam tapi kalo udah kenal dia akan lebih cerewet dari bajaj, Ocha yang bibirnya lentur, Monica si pemain basket yang baterenya nggak pernah habis, Angel si manis jembatan ancol, Ria dengan pipi yang selalu merah, Rachel wanita berkawat yang hobinya kepoin orang, Yano pria pecinta makan, Sondakh hobinya diet padahal badannya pas-pasan, Tooy pangeran yang punya istana dan kalo ngomong pasti mengeluarkan semburan lebih parah dari gunung Lokon, Gugum yang wajahnya 11 12 sama Bima yang bikin Sir Jefri susah ngebedain mereka berdua, Gultom si kepala yang selalu bercahaya dan siswa olimpiade satu-satunya peraih nilai 0 dalam ulangan matematika, tim Holly Spirit (Angie, Irene, Chen, Akiko), Tiffany yang pendiam tapi cerewet, Ighin princessnya si Tooy, Erliena yang mendok Jawanya nggak pernah hilang, Inggrit siswi yang kalo ngomong nusuk dan tajam. Wah banyak yah...
3 tahun bersama mereka itu berarti banget sampe nggak ada lagi tempat di otak buat inget semuanya satu-satu. Berjuta kali tertawa, menangis, berantem, berselisih, pelukan, senyuman, curhat-curhatan, ejek-ejekan, ngomongin orang, nggak ada yang bisa gantiin. My second family... Yes, they are MUTAN :')
Keluarga |
2 komentar:
pengen nangis kak pas baca :') sweet...
hehehe tahun ini kelas 3 kan? nikmatin 1 tahun terakhir bersama mereka dek karna 1 tahun itu nggak lama. Ukir semua kenangan. Jangan lupa foto brg satpam :D
Posting Komentar